Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Indonesia sejatinya memiliki potensi besar untuk menjadi penggerak ekonomi bangsa. Mereka dibekali keterampilan teknis sejak dini mulai dari bidang otomotif, tata boga, teknologi informasi, desain, hingga tata busana. Namun, realitas menunjukkan paradoks yang menarik: sebagian besar lulusan SMK lebih memilih menjadi pencari kerja ketimbang pencipta lapangan kerja.
Beberapa laporan nasional menunjukkan bahwa minat berwirausaha di kalangan siswa SMK masih tergolong rendah. Banyak dari mereka memiliki keterampilan, tetapi belum memiliki keberanian dan mindset wirausaha yang matang untuk mengeksekusi ide bisnis (Fauziah et al., 2025). Fenomena ini menunjukkan bahwa keterampilan teknis saja tidak cukup tanpa disertai pembentukan mentalitas wirausaha seperti keberanian mengambil risiko, ketekunan, dan kreativitas menghadapi ketidakpastian.
Salah satu faktor penyebabnya adalah orientasi sistem pendidikan vokasional yang masih berfokus pada penyiapan tenaga kerja, bukan pencipta lapangan kerja. Meskipun mata pelajaran kewirausahaan sudah menjadi bagian kurikulum, pelaksanaannya sering kali masih bersifat teoritis dan administratif. Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar program kewirausahaan di sekolah kejuruan lebih banyak menekankan pada pembuatan proposal atau simulasi usaha, bukan pengalaman langsung menjalankan bisnis riil (Rahayu et al., 2023). Akibatnya, siswa memahami konsep bisnis secara konseptual, tetapi tidak terbiasa menghadapi dinamika pasar dan risiko usaha yang nyata.
Kajian lain menemukan bahwa pendidikan kewirausahaan berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha, namun efeknya bergantung pada sejauh mana proses pembelajaran mampu menumbuhkan entrepreneurial mindset siswa (Sholiha et al., 2025). Dengan kata lain, bukan hanya materi kewirausahaan yang penting, melainkan bagaimana siswa mengalami proses belajar yang membangun keberanian, kreativitas, dan daya juang.
Faktor budaya sosial juga memperkuat persoalan ini. Banyak keluarga mendorong anak SMK untuk segera bekerja setelah lulus demi penghasilan stabil, bukan untuk membangun usaha sendiri. Lingkungan keluarga yang kurang mendukung sering kali melemahkan kepercayaan diri dan motivasi berwirausaha (Sholekha & Purnami, 2025). Pandangan bahwa wirausaha hanyalah “jalur cadangan” bagi mereka yang gagal dalam karier formal membuat kewirausahaan sulit tumbuh menjadi pilihan utama.
Sebaliknya, di negara-negara dengan sistem vokasional maju seperti Jerman dan Korea Selatan, pendidikan kejuruan diposisikan sebagai wadah pembentukan wirausahawan muda. Siswa tidak hanya belajar keterampilan teknis, tetapi juga menjalankan proyek usaha kecil dengan dukungan mentor industri dan akses modal awal. Pembelajaran berbasis pengalaman semacam ini menumbuhkan kemandirian serta mengajarkan siswa untuk melihat risiko sebagai bagian alami dari proses belajar.
Oleh karena itu, tantangan utama bagi siswa SMK Indonesia bukan pada kurangnya keterampilan, melainkan pada lemahnya dukungan sistemik dan budaya terhadap kewirausahaan. Reformasi kurikulum perlu diarahkan untuk memperkuat praktik nyata, kolaborasi dengan industri, dan pembentukan mindset wirausaha yang tangguh. Dengan pendekatan seperti ini, lulusan SMK tidak hanya siap bekerja, tetapi juga siap menciptakan pekerjaan bagi dirinya dan orang lain.
Tim Redaksi: Indra Dwi Rizqianto
Referensi:
Fauziah, I., Gumilar, G., & Kurniawan. (2025). Pengaruh entrepreneurial competence, entrepreneurial mindset dan digital literacy terhadap minat berwirausaha peserta didik SMK. Jurnal Akademik Ekonomi Dan Manajemen, 2(2), 190–197.
Rahayu, E., Budiyono, B., & Kustiono, K. (2023). Evaluation of entrepreneurship education curriculum implementation at SMK PGRI 1 Mejobo Kudus. Innovative Journal of Curriculum and Educational Technology, 12(1), 11–19. https://doi.org/10.15294/ijcet.v12i1.71253
Sholekha, U., & Purnami, A. S. (2025). Minat wirausaha berdasarkan bidang keahlian, lingkungan keluarga, dan efikasi diri siswa SMK swasta se-Kecamatan Depok Kabupaten Sleman. Media Manajemen Pendidikan, 7(3), 412–422. https://doi.org/10.30738/mmp.v7i3.16886
Sholiha, M. N. U. A., Susantiningrum, S., & Rapih, S. (2025). Role of entrepreneurship education in developing students’ entrepreneurial mindset. Jurnal Informasi Dan Komunikasi Administrasi Perkantoran, 9(4), 396–402.